Konsepsi yang Salah mengenai Penggunaan Kondom

Studi ini ingin mengetahui tentang prevalensi dari tiga konsepsi yan salah penggunaan kondom yang sering terjadi dan apakah ada variasi terhadap gender, pengalaman hubungan seks, dan penggunaan kondom. Data dari National Longitudinal Study of Adolescent Health (ADD Health) menganalisa prevalensi dari konsepsi yang salah pada 16,667 remaja usia 15-21 tahun yang ikut serta dalam pengisian kuesioner yang dikirim melalui pos pada April dan December 1995. Untuk mengetahui prevalensi konsepsi yang salah akan penggunaan kondom dan untuk menilai hubungan antara konsepsi yang salah, responden dibagi menjadi tiga kelompok: remaja yang pernah melakukan hubungan seks dan pernah memakai kondom minimal satu kali, remaja yagn sudah pernah melakukan hubungan seks dan belum pernah pakai kondom, dan remaja yang belum pernah hubungan seksual. Hasil Penelitian Umum

  • 47% responden sudah pernah melakukan hubungan seksual.
  • Dari responden yang penah melakukan hubungan seksual, 28% menggunakan kondom minimal sekali.
  • Dari responden yang pernah melakukan hubungan seksual, 29%nya mengaku punya pasangan seksual paling sedikit sudah 4 orang.
Konsepsi Salah dalam Penggunaan Kondom “Ketika memakai kondom, sangat penting memakainya secara ketat, tidak boleh ada sisa ruang di bagian ujung”. Responden ditanya untuk menjawab pernyataan-pernyataan sebagi “benar” atau “salah”.
  • 33% responden perempuan dan 40% laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dan pernah memakai kondom minimal satu kali, teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
  • 35% responden dan 39% laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dan tidak pernah pakai kondom, teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
  • 51% responden perempua dan 45% laki-laki yang tidak pernah hubungan seksual teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
“Vaseline bisa digunakan dengan kondom, dan akan bekerja dengan baik”
  • 28% responden perempuan dan 34% laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dan pernah memakai kondom minimal satu kali, teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
  • 27% responden dan 32% laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dan tidak pernah pakai kondom, teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
  • 33% responden perempua dan 35% laki-laki yang tidak pernah hubungan seksual teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
"Kondom dari Kulit alami (kulit kambing) memiliki pelindungan lebih baik dalam mencegah virus AIDS dibandingkan kondom dari lateks.”
  • 16% responden perempuan dan 24% laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dan pernah memakai kondom minimal satu kali, teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
  • 18% responden dan 21% laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dan tidak pernah pakai kondom, teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
  • 20% responden perempua dan 23% laki-laki yang tidak pernah hubungan seksual teridentifikasi menjawab salah, dengan menjawab benar pada pernyataan di atas.
Peneliti juga memeriksa apakah ada hubungan antara perilaku remaja dengan pengetahuan yang benar tentang penggunaan kondom. Hasilnya ternyata tidak ada hubungan antara perilaku dan pengetahuan yang benar tentang penggunaan kondom. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa program pendidikan seksualitas dan HIV/PMS untuk remaja berbasis sekolah, tidak adekuat dalam menjelaskan prosedur penggunaan kondom yang benar. Penulis menekankan bahwa penjelasan tentang pemakaian kondom yang benar hanya menjangkau sedikit remaja. Penulis merekomendasikan dalam rangka membuat remaja muda dapat melindungi diri mereka sendiri terhadap PMS/HIV dan kehamilan, mereka perlu informasi yang lengkap tentang pencegahan. Pendidik tidak boleh hanya menjelaskan pentingnya memakai kondom untuk pencegahan PMS dan kehamilan tapi mereka juga harus memberikan informasi bagaimana menggunakan secara benar.

No comments: